Selasa, 10 Oktober 2017
Juz 1, Tentang senja.
Jakarta, 24 September 2017.
Lembaran baruku, tentang dirimu dan senja.
Aku pernah merasakan senja sore itu bersamamu. Aku merasakan kehangatan yang belum pernah aku dapatkan dari yang lain. Aku belajar menerima hatimu saat itu. Aku mencintaimu seterusnya karna senja.
Hari itu, matahari tenggelam menjadi saksi bisu antara perasaanmu kepadaku. Tak matahari pun hadir, kicauan burung juga ikut beramai ramai menyaksikan. Aku sungguh malu dulu, haha, aku serius.
Kamu selalu berjanji untuk membuatku bahagia, kamu bilang membuatku tersenyum adalah kewajibanmu, kan? Pasti kamu ingat itu.
Perlu kamu catat, aku tidak akan pernah melupakan masa-masa kita bertemu, bertengkar, bahkan aku merajuk karna kamu tidak mau mengalah saat ingin membeli es krim.
Kita sangat lucu, bukan?
Tapi hari ini, kamu mengingkarkan semuanya. Kewajiban yang sudah kamu bangun, seketika kamu hancurkan dengan kebohonganmu. Jangan tanya betapa sakitnya hatiku, itu tidak cukup membuatmu berhenti menangis.
Melalui lembaran ini, ketahuilah, aku sangat menyayangimu. Masa laluku yang buruk dapat kamu kubur saat itu, keresahanku kamu tampung dengan usaha yang kamu miliki.
Tapi sayang, semuanya telah berakhir.
Hey, dengar, kalaupun kamu membaca lembaran ini, mungkin ini lembaran terakhir yang akan aku buat. Tulisan dramatis ini akan berakhir sekarang. Aku tidak akan pernah menulis lagi, aku akan berhenti melukis kalimat-kalimat yang justru membuatku sedih.
Terimakasih, sayang, sudah menganggapku sebagai senja yang selalu kamu tunggu. Aku senang pernah menjadi bagian dalam hidupmu. Membuat memori indah yang terkadang sulit terlupakan oleh akal manusia.
Aku mencintaimu, J.
-G
Minggu, 23 Juli 2017
Ambyar (3)
Jatuh cinta sendirian itu emang gaenak. Serius. Udah tiga bulan bahkan lebih gue nyimpen baik baik ini perasaan. Gue jaga, jangan sampai ada goresan yang terlukis disana. Gue coba asah hati gue agar tetap bertahan setiap hari nya. Menatap mata teduh yang sulit untuk di lepas adalah hobi baru buat gue. Kesukaan gue yang baru. Ketika perjuangan 3 bulan gue sendirian, ngebangun semua nya sendirian, dia akhirnya datang. Datang di waktu yang tepat. Dua hari kita bareng, mata lo susah banget buat di baca. Buat gue paham apa maksud lo aja gue masih bingung. Semua cara yang lo lakuin dan lo tunjukin membuat gue resah. Gue kadang mikir gimana caranya biar gue gak lelah sama lo. Itu semua gue pikirkan. Mungkin, lo gak akan mikir sejauh apa yang gue pikirin sekarang. Dan setelah dia hari itu, lo sekarang kembali menghilang. Tanpa jejak, tanpa kabar. Mau lo apa, sih?
Minggu, 09 Juli 2017
Ambyar (2)
Semua itu baru terasa sekarang. Baru sakit sekarang. Dan, gue baru sadar itu sekarang. Gue sekarang sendiri, gue tau. Gue punya banyak bahkan mungkin lebih banyak temen sekarang, tapi cuma bisa dihitung dengan jari siapa yang buat gue merasa nyaman. Gue pengen udahan aja, kalian tau kan definisi 'udahan?' Gue lelah banget, asal lo tau. Hidup gue makin berat, kantong mata gue menghitam. Padahal ini liburan, yang harusnya gue habiskan waktu untul have fun sama temen, ini malah sebaliknya. Ini berawal karna kamu. Kamu yang melukiskan warna dark disetiap deretan light color in my rainbow. Karna kamu, aku gini. Tapi semuanya sudah berlalu, gue sudah melupakan bahkan merelakan. Gue pergi dengan sejuta kebencian, dia datang dengan sejuta pertanyaan. Kamu itu lucu, mau di tabok tapi aku sayang sama tangan aku. Gak mau ternodai karna mukul pipi tirus kamu. Baik baik dengan yang lama, jangan ditinggalin lagi.
Kamis, 29 Juni 2017
Pengalaman naik ojek online.
Hai teman teman pembaca blog saya! How it's going? Gue mau cerita sekarang tentang pengalaman hari ini yang menurut gue bisa bikin gue ketawa dan gak ambyar. Bisa. Jadi, tadi gue ketemu 2 temen SMP gue di mall, trus gue memutuskan untuk naik ojek online karna sifat mager gue yang sedang muncul. Sooooo, gue order tadi. Nah dapet nih namanya Bapak Hardi. Dia telfon gue trus nanya dimana perumahan gue serta dia kasih tau posisi dia dimana. Gue jelasin semuanya, sampe akhirnya dia dateng depan pagar rumah gue.
"Gunanti?"
Gue jawab, "iya"
"Margo city?" Gue cuma senyum.
Akhirnya gue naik tuh kemotor nya dia kan, sumpah asli ini orang bawel bangeeeetttt. Gak berenti berenti ngomong. Gue udah cape dengernya demi apapun deh. Singkat cerita, gue udah sampe depan margo. Gue kasih helm trus gue bayar. Pas gue mau bilang terimakasih, dia malah ngomong "minal aidzin wal faidzin ya mbak." Anjir gue pengen ngakak tapi ketahan. Sialan. Sumpah, gue gak kenal sama dia, dan tiba tiba dia langsung ngomong kaya gitu. Asli gue kalo denger suara dia sekarang juga gue pasti masih ngakak. Udah sih, gitu aja. Good night everyone.
Rabu, 28 Juni 2017
Ambyar (1)
Ada yang pernah ngerasain Ambyar, sebelumnya? Mungkin kalian semua yang sempet meluangkan waktu nya buat sekedar baca blog gue pernah ngerasain yang namanya ambyar. Sumpah, makin kesini hidup gue makin ambyar. Setelah beberapa minggu gue berkutak atik pada wattpad, gue jadi seperti terbawa suasana. Terbawa peristiwa yang gue harap itu gak pernah terjadi didalam hidup gue. Semenjak ada wattpad, gue ninggalin dunia nyata gue. Ninggalin semuanya. Dari mulai gue jarang curhat ketemen deket gue soal percintaan yang umum banget jadi bahan topik, gak munculnya gue di grup sampai bisa terhitung dalam sehari gue berapa kali buka sosial media. Yang gue lakuin seharian hanya baca buku, baca kumpulan cerita cerita cengeng sama ngomong sendiri. Pake bahasa inggris. Mungkin, kalau nyokap bokap tau dia pasti bakal bilang ke gue "kakak lagi melow" untuk kedua kalinya. But guys, gue gak melow sama sekali. Gue cuma lagi merasakan dunia baru gue, dunia yang bisa buat gue nyaman. Gue cerita disini bukan minta kalian buat tau masalah gue, tapi gue terlalu lelah liat temen temen gue yang udah dipenuhi sama cerita yang menurut mereka pasti gak penting. But if one of you are read this, please don't ignore me. Mungkin gue terlihat aneh sekarang, bahkan cenderung ke lebay. gue masang profil pict di line aja nggak. Semuanya serba nggak. Dan sekarang gue jauh lebih milih buat sendiri. Sendiri beberapa saat sampai gue bisa menemukan sesuatu dalam hidup gue yang belum gue tau. Mungkin, keesokan hari nya dan secara berkesinambungan gue bakal terus cerita disini. Gue harap, blog bisa jadi penyalur cerita gue.
Kamis, 25 Mei 2017
Mau nyerah sayang, ganyerah mau gimana?
Slogan yang awalnya berlukiskan "i won't give up" berubah menjadi "i'm give up." Gue mau nyerah, gue lelah. Beberapa minggu lalu gue pernah bilang "gue kangen galau, gue kangen mikirin orang." And then, it come up now. Gue bingung apa yang gue rasain sama lo, serius. Tertarik bisa jadi, kalau soal sayang gue belum bisa. Tapi kenapa gue maunya lo terus yang jadi sanggahannya, ya? Ga ada satu hari pun selama kita gasekolah gue gakepikiran lo, ini serius. Lo yang membuat bibir gue selalu tersenyum ketika kita bertatap, lo yang selalu buat gue ketawa lepas saat lo menghampiri dan lo juga yang membuat gue lupa sama orang lain. Mungkin buat sekarang memang bukan waktu yang tepat untuk bersama. Seperti halnya gue membangun rumah berfondasi bambu tengah laut, mustahil.
Jumat, 12 Mei 2017
Suara Malam Rabu
Kerja kerasmu, hebat. Rangkaian usahamu, sukses. Sekarang apalagi yang harus ditunjukan? Semua sudah jelas, kan? Kerja keras dan usahamu tidak akan bergantung sia-sia jika digunakan dengan benar. Jangan hanya memilih lalu membuang. Kamu itu lucu, sangat. Bagaimana bisa mecintai seseorang yang bukan seharusnya dicintai? Gagal paham dalam kalimat ini? Bukannya begitu, ya? Aku gak butuh kamu buat paham, sayang. Coba untuk membaca perlahan, dan ambil maksud dari kata tersebut. Bukannya mudah, ya? Bacalah sambil menghirup kopi susu dan beberapa potong biskuit. Aku mencintaimu, tapi itu dulu. Semuanya sudah berubah saat wanita itu hadir kembali. Melukiskan senyumanmu dibibir tipis itu. Cinta itu dinikmati, bukan dikhianati.
Kamis, 04 Mei 2017
Kasih
Rasa itu terbit hari ini, tepat bersamaan dengan sang mentari. Bisa jelaskan bagaimana kau menarik hatiku, Kasih? Rasanya sulit diungkapkan jika seseorang yang membuat kita jatuh cinta tidak mengetahui perasaan kita yang sebenarnya. Aku lelah menyukaimu lebih dahulu, aku takut kamu menjauhiku setelah kau tahu. Aku coba berfikir darimana rasa ini tumbuh, bagaimana ia merangkainya dan sebesar apa rasa yang ia punya. Hatiku sudah kau miliki hari ini, namun hatimu? Kau biarkan ia kosong tak berpenghuni. Aku dapat menyusun sebuah kalimat dengan baik, namun perasaanmu sama sekali tidak bisa aku susun. Jangankan untuk menyusunnya, menyentuhnya saja sudah memberi sedikit kebahagiaan disana. Jangan membuatku menyukaimu sendirian, ya. Aku gapapa kamu gak peka. Selama kamu masih sendiri, aku bisa menjaganya dengan mandiri.
Jumat, 21 April 2017
"Makan, yuk."
Lo bahagia, gue jauh lebih bahagia, sekarang. Lo galau, gue jauh lebih gangerti apa itu galau, sekarang. Ternyata, Jum'at malam di bulan ke-5, hari ke-150 ini tanpa lo, gue merasa nyaman. Semua nya berjalan dengan lancar setelah semua niat "merelakan" dan "melupakan" gue itu di iya kan oleh malaikat. Jangan tanya gimana usaha gue buat ngelakuin itu semua. Emang berat ketika lo angkut sendirian, tapi kalau ada yang bisa bantu, kenapa nggak? Benar, mati satu tumbuhlah seribu. Gue percaya itu. Ada yang pernah nanya ke gue, model nya begini : "Gun, apa yang lo suka sih dari dia sampai susah banget move on?" Dari semua typical cowok yang pernah deket sama gue, ada beberapa urutan kalimat yang bikin gue betah sama ini cowo, diantaranya: "Gun, mau makan siang dulu gak?" Atau "Gun, mau makan dimana nih?". To be honest se-honest honest nya, gue paling suka cowo dengan bentuk dan model begini. Bukan, bukan bermaksud untuk di bayarin makan, tapi gue paling seneng kalau ada orang yang ngajak gue makan. I'm falling in love with personality like this. Gue pernah bilang ke temen gue, "Gue mau punya suami yang pergi kemana-mana sebelum pulang kerumah tawarin gue makan dulu." Semoga itu terkabul, bukan sekedar omongan ngibul.
Rabu, 05 April 2017
Cinta datang terlambat?
Gue nyesel waktu itu. Sekarang, setelah semua hal itu terjadi, gue cuma wanita yang hanya di kelilingi oleh belasan, ratusan bahkan ribuan kenangan di kepala. Mereka hadir ketika gue ber-aktivitas yang kira-kira bikin hati gue senang. Gue nyesel, gue kesel, gue marah, karna waktu itu. Gue sempet sia-sia in lo yang dengan santai tanpa bantai nemenin gue seharian. Hanya karna alasan gue yang sebenernya anak autis aja bisa ngucapin. Tapi di sisi lain, kenapa lo gabisa perjuangin gue? Kenapa lo hanya mengiyakan semua perkataan gue? Kenapa lo tiba-tiba jadi patung yang di buat oleh seniman yang sesak untuk bicara? Kenapa lo gabisa sadarin gue kalo gue emang suka sama lo? Percuma, semua pertanyaan yang memutar di kepala gue, ga akan pernah bisa terjawab semua sama lo. Di luar sana, ntah dimana, gue harap lo masih sendiri. Gue merasa sendiri itu akan jauh lebih mudah, ketika diri lo pun sendiri juga. Semua nya sudah terlambat, jalan yang gue lalui ternyata membawa gue sesat, dan pada akhirnya, cinta datang terlambat.
Langganan:
Postingan (Atom)