Kamis, 03 Mei 2018

Kalah

Sudah tahun kedua. Namun bayangnya masih saja mengejar. Jejaknya tak kian hilang dalam benak. Sungguh, melupakan adalah terapi menjaga kejiwaan. Berkali-kali ingin menutup jendela besar, mencoba membangun dengan yang baru. Tetap saja, burung-burung seolah menghampiri seperti enggan jikalau kututup jendela itu. Aku kalah dalam permainannya. Pantas saja, permainan melibatkan hati pasti sudah dapat kutebak, ia lah pemenangnya. Garis akhir sudah ia lalui, begitupun dengan memori-memori yang pernah hadir. Kecuali diriku, yang masih melambat dan terkadang berhenti untuk beristirahat. Bukan, bukan beristirahat layaknya minum kopi dengan toples biskuit. Tapi, beristirahat setelah lelah berperang dengan suasana hati.