Jumat, 21 April 2017

"Makan, yuk."

Lo bahagia, gue jauh lebih bahagia, sekarang. Lo galau, gue jauh lebih gangerti apa itu galau, sekarang. Ternyata, Jum'at malam di bulan ke-5, hari ke-150 ini tanpa lo, gue merasa nyaman. Semua nya berjalan dengan lancar setelah semua niat "merelakan" dan "melupakan" gue itu di iya kan oleh malaikat. Jangan tanya gimana usaha gue buat ngelakuin itu semua. Emang berat ketika lo angkut sendirian, tapi kalau ada yang bisa bantu, kenapa nggak? Benar, mati satu tumbuhlah seribu. Gue percaya itu. Ada yang pernah nanya ke gue, model nya begini : "Gun, apa yang lo suka sih dari dia sampai susah banget move on?" Dari semua typical cowok yang pernah deket sama gue, ada beberapa urutan kalimat yang bikin gue betah sama ini cowo, diantaranya: "Gun, mau makan siang dulu gak?" Atau "Gun, mau makan dimana nih?". To be honest se-honest honest nya, gue paling suka cowo dengan bentuk dan model begini. Bukan, bukan bermaksud untuk di bayarin makan, tapi gue paling seneng kalau ada orang yang ngajak gue makan. I'm falling in love with personality like this. Gue pernah bilang ke temen gue, "Gue mau punya suami yang pergi kemana-mana sebelum pulang kerumah tawarin gue makan dulu." Semoga itu terkabul, bukan sekedar omongan ngibul.

Rabu, 05 April 2017

Cinta datang terlambat?

Gue nyesel waktu itu. Sekarang, setelah semua hal itu terjadi, gue cuma wanita yang hanya di kelilingi oleh belasan, ratusan bahkan ribuan kenangan di kepala. Mereka hadir ketika gue ber-aktivitas yang kira-kira bikin hati gue senang. Gue nyesel, gue kesel, gue marah, karna waktu itu. Gue sempet sia-sia in lo yang dengan santai tanpa bantai nemenin gue seharian. Hanya karna alasan gue yang sebenernya anak autis aja bisa ngucapin. Tapi di sisi lain, kenapa lo gabisa perjuangin gue? Kenapa lo hanya mengiyakan semua perkataan gue? Kenapa lo tiba-tiba jadi patung yang di buat oleh seniman yang sesak untuk bicara? Kenapa lo gabisa sadarin gue kalo gue emang suka sama lo? Percuma, semua pertanyaan yang memutar di kepala gue, ga akan pernah bisa terjawab semua sama lo. Di luar sana, ntah dimana, gue harap lo masih sendiri. Gue merasa sendiri itu akan jauh lebih mudah, ketika diri lo pun sendiri juga. Semua nya sudah terlambat, jalan yang gue lalui ternyata membawa gue sesat, dan pada akhirnya, cinta datang terlambat.