Rabu, 05 April 2017

Cinta datang terlambat?

Gue nyesel waktu itu. Sekarang, setelah semua hal itu terjadi, gue cuma wanita yang hanya di kelilingi oleh belasan, ratusan bahkan ribuan kenangan di kepala. Mereka hadir ketika gue ber-aktivitas yang kira-kira bikin hati gue senang. Gue nyesel, gue kesel, gue marah, karna waktu itu. Gue sempet sia-sia in lo yang dengan santai tanpa bantai nemenin gue seharian. Hanya karna alasan gue yang sebenernya anak autis aja bisa ngucapin. Tapi di sisi lain, kenapa lo gabisa perjuangin gue? Kenapa lo hanya mengiyakan semua perkataan gue? Kenapa lo tiba-tiba jadi patung yang di buat oleh seniman yang sesak untuk bicara? Kenapa lo gabisa sadarin gue kalo gue emang suka sama lo? Percuma, semua pertanyaan yang memutar di kepala gue, ga akan pernah bisa terjawab semua sama lo. Di luar sana, ntah dimana, gue harap lo masih sendiri. Gue merasa sendiri itu akan jauh lebih mudah, ketika diri lo pun sendiri juga. Semua nya sudah terlambat, jalan yang gue lalui ternyata membawa gue sesat, dan pada akhirnya, cinta datang terlambat.

Selasa, 07 Maret 2017

Selamat Hari Selasa!

Cinta dan harapan itu, beda tipis. Tapi hampir sama. Cinta ga akan ada kalau seseorang gak kasih harapan, harapan gak akan ada kalau cinta gak menghampiri. Yang disana, apa kabar? Gimana hari selasa nya tanpa aku sekarang? Semoga, selasa mu baik-baik aja. Bumi akan terang selama ada matahari, pelangi akan muncul selama ada hujan, aku akan senang selama ada kamu. Masa lalu biarlah berlalu, biarlah lembaran baru yang berlaku. Kenangan yang pernah terucap manis, sekarang berubah menjadi pesimis. Semua kisah hidup, ga ada yang bisa nebak. Sekalipun diri sendiri. Pernah gak sih merasa kalau kamu yakin banget seseorang bakal deket terus sama kamu? Tapi, kenyatannya sekarang, malah jauh banget. Hampir ga keliatan lagi. Bumi berputar pada porosnya, hidup berputar seboros-borosnya.

Kamis, 02 Maret 2017

Udah, di wajarin aja.

Sakit hati wajar gak sih? Wajar. Nangis karna seseorang wajar gak sih? Wajar. Yang gak wajar adalah sakit hati tapi masih bisa mengaharapkan seseorang yang jelas jelas udah buat nangis. Ya namanya perasaan, ga ada yang bisa nebak. Sekalipun ketebak, gagal move on. Mau sampai kapan gini terus? Mau sampai kapan di sakitin? Mau sampai kapan berharap? Mending berhenti dari sekarang, sebelum berlanjut dan bikin mata berdenyut. Gue tau, sakit hati itu gaenak. Ganyaman, dan ngerepotin. Coba untuk buka lembaran baru untuk orang baru. Kalau belum siap, tutup semua lembaran dan hidup sendiri. Sendiri itu mudah, asal niat. Coba untuk lebih aktif main sama temen, jangan main sendirian. Apalagi di pojok kelas. Gak, gak baik. Memotivasi seseorang emang mudah, yang susah itu memotivasi untuk diri sendiri. Ga semua yang lo pikir negatif itu, akan jadi negatif. Berusaha untuk berpikir positif terlebih dahulu, agar hasilnya positif juga. Ya, meskipun peluangnya kecil. Namanya juga usaha, ga ada tau kan.

Minggu, 26 Februari 2017

Move-on ❌❌❌

Move on, sepertinya manusia macam gue ga sanggup untuk melakukan aktivitas yang satu ini. Serius. Gue gapernah coba untuk move on, tapi gue selalu mencoba untuk merelakan dan melupakan. Itu jauh lebih baik. Disamping itu, coba memaafkan seseorang. Dengan memaafkan, hati bisa lebih tenang. Meskipun jantung tegang. Menurut gue, semua tips move on yang beredar di dunia maya itu ga work sama sekali. Yang ada, lo malah inget terus sama orang itu karna terlalu tekun untuk bisa move on. Gabaik. Gue tau rasa nya suka sama orang dan orang itu gasuka balik. Gue tau rasanya ditinggalin orang waktu lagi sayang-sayangnya. Gue tau rasanya di php-in, sampe anggap semua cowo itu sama aja. Pertama, kebanyakan perempuan jadi 'males' buat buka hati, karna udah tau pasti akhirnya akan selalu seperti itu. Kedua, resiko. Semua hal yang lo perbuat pasti ber-resiko. Termasuk sayang sama seseorang. Ketiga, karna quotes alay bertebaran di line, lo jadi lebih percaya sama quotes. Terakhir, lo siap jatuh cinta, berarti lo juga siap untuk putus cinta. As a simple as that.

Sabtu, 25 Februari 2017

Yaudahlah.

Yang lalu biarlah berlalu. Nasi udah jadi bubur gak akan jadi beras lagi (oke, ganyambung). Lo-gue , lo-dia , itu terserah. Lo punya hak memilih dan memiliki. Begitu pun gue. Berhari-hari kita lewatin bareng, ternyata sia sia. Ga ada hasil dan adil yang kita dapat. Sadar gak sih? Yang ada hanya kekecewaan yang semakin lama semakin dalam. Gue pernah ngerasa cape kalo gue sendiri, tapi anehnya, ketika ada lo gue makin cape. Gue fikir sebelumnya, gue ga akan kesepian lagi. Ternyata, yang gue pikirin itu semua salah.  Berkali kali gue puter otak, tetep aja. Nihil. Gue tau dan paham, lo ga setulus nya dengan gue. Lo hanya 'mencoba' menutup perasaan sebelumnya, lalu memulai membuka perasaan baru dengan orang baru. But, hey. Itu salah. Bener bener salah besar. Lo melukai perasaan sebelumnya, membuat bahagia perasaan setelah 'ia' , namun akhirnya lo balik lagi ke perasaan sebelum nya dan melukai perasaan setelah 'nya.' Complicated. Ya, itu diri lo. Gak, gue gak maksa lo untuk hadir kembali dalam hidup gue. Gak, gak sama sekali. 

Minggu, 05 Februari 2017

Akhirnya, nge-blog lagi.

Setelah sebulan gue ga nge-blog, kangen juga. Udah sempet move on ke wattpad, tapi ga nyaman. Sama ya kaya hati, kalau udah nyaman sama salah satu ruang, susah buat pindah ke ruang lain. Ya, meskipun ruang itu udah tersusun rapih. To be honest, gue itu type anak yang gapedulian. Serius. Gue tau, sifat ini gabaik untuk seseorang. Ya nama nya bawaan lahir, susah. Tapi intinya bukan pada kelahiran gue atau pun ketidak-pedulian gue ini, tapi pada real life yang sedang gue jalani. Gue cengeng, bener-bener orang yang gampang nangis. Contoh kecil nya ada pada saat nonton film Sabtu Bersama Bapak, baru mulai pembukaan ini film, gue udah nangis. Gakuat. Contoh besar nya, pada saat patah hati. Eh iya, kalau ngomongin patah hati, siapa sih yang gapernah patah hati? Pasti hampir 99% orang di worldwide pernah mengalami hal ini. Pasti. Entah di putusin, di tolak, di dua in, atau pun di tinggalin. Hal kaya gini udah biasa dalam hubungan asmara, tapi yang gabiasa adalah saat menerima kenyataan nya. Ya, gak?. Orang yang patah hati seharusnya bisa paham dan menerima resiko di akhir hubungan. Apa sih tujuan pacaran? Bisa karna berpisah, bisa karna menikah. Gue, manusia yang gasuka perpisahan. Entah, tapi gue bener bener gasuka yang nama nya perpisahan. Menurut gue, perpisahan itu kaya lo loncat dari jembatan, trus ga ketemu air sungai di bawahnya. Sama kaya perpisahan, lo dan dia pergi kemana yang gapunya tujuan sampai akhirnya ga nemu tempat untuk bersandar. Paham? Gue sih nggak. Gak, gak. Bercanda, paham kok. Gue suka bercanda, tapi gue gasuka di bercandain. Gue gasuka anak yang serius, tapi gue minta di seriusin. Gue butuh kepastian, dan lo gapernah kasih. Gak, kok. Gak gitu.

Selasa, 06 Desember 2016

Aku Rindu, sungguh.

Rindu itu berat bagiku. Sungguh, rindu itu kuat. Berulang kali aku menatap langit, berharap pelangi akan hadir sore itu. Ternyata tidak, sama seperti dirimu kala itu. Alunan dan putaran musik berulang kali ku dengar, berharap musik itu menenangkan hatiku. Banyak dari kita yang hanya memperjuangkan diawal, lalu melepas nya begitu saja. Semoga saja diriku masih kuat untuk memperjuangankamu, meskipun aku tahu suatu saat kau akan meninggalkan ku. Aku merasa sedih ketika ada sesuatu yang hilang, namun aku belajar di balik hal tersebut ada sesuatu yang dapat aku ambil. Aku paham, tidak ada satu orang pun yang terbiasa setelah kehilangan. Aku rindu, kamu harus selalu tau itu. Namun, mengapa kembali? Saat diriku menahan mu untuk pergi, kau menolak dan melukai. Andai saja, jejak yang kau tinggal kan ini hilang. Mungkin, aku dapat melupakan mu yang dengan bangga meninggalkan ku dengan semua luka.

Kamis, 24 November 2016

Kutukan Alam Semesta.

Merangkai kata sambil mengingatmu, memang terbilang indah. Namun, apakah hal itu dapat bertahan lama jika seandainya kau tak lagi di sisiku? Seribu kata ter-ucap, jutaan tangisan membelenggu, sekuat hati ini bertahan, ya aku masih ada untuk mu. Andai saja aku bisa menjadi sebuah pelabuhan, dan kau adalah kapal yang selalu berlabuh disana. Tapi, tunggu. Apakah aku hanya jadi pelabuhan yang kau labuh untuk sesaat? Mungkin memang, aku tidak pantas untuk menjadi hal tersebut. Aku ingin menjadi matahari dalam hidup mu, agar hari mu cerah setiap harinya. Aku ingin menjadi bulan dalam hidup mu, agar malam hari mu terang benerang. Dan, aku tidak ingin menjadi awan sebagai penutup matahari dan bulan mu. Namun, kau tetap saja memilih ku untuk menjadi awan tersebut. Setinggi apapun aku membangun kata kata, kau tidak akan pernah menyadari kalau itu semua tentang perasaan ku kepada mu. Terkadang, seseorang tanpa sadar meninggalkan sesuatu yang membuatnya nyaman, demi sesuatu yang membuatnya kagum.

Rabu, 19 Oktober 2016

Buka hati itu emang susah.

Seperti yang dilansir pada cerita blog gue yang sebelumnya, tentang Boyo. Ya semenjak dia, gue belum bisa buka hati buat siapa pun hingga dua bulan terakhir. Di perjelas, maksud gabisa buka hati itu, orang yang bener bener gue sayang. Bukan hanya sekedar suka atau pun tertarik. Dua bulan yang lalu, di bulan Agustus lebih tepatnya gue deket sama orang. Iya orang, bukan orang orangan. Ga deket sih, ya tapi deket (????). Kita beda kelas, tapi satu jurusan. Gue kenal dia gara gara waktu gue kelas 10 dia sempet minta addback di akun line gue. Gue cuek banget disitu, lah bodo amat dah. Awal gue masuk kelas 11 semua nya lancar. Temen temen nya yang gue nilai dari awal 'kurang asik' sekarang malah 'paling asik'. Yoi. Dua bulan di kelas 11, gue deket nih sama ini orang. Sebut saja dia baymax. Gak, gak. Kebagusan. Jadi sebut saja dia Mawar. Lah kebagusan banget itu mah. Ganti ganti. Oke so, sebut saja dia Bleble. Sip nice cocok parah. Seperti layaknya orang orang yang sedang masa masa pendekatan, kabar kabaran dong. Yash, gue sama bleble hampir setiap hari gapernah putus chat. Bahkan, di ruang kelas kita chatan. Ya meski kelas kita bersampingan. Gue baper sama dia, baper banget. Jujur, gue agak males buat bahas dia disini, tapi mood gue sekarang lagi gabaik jadi gue bahas yang gabaik baik juga. Tapi, ending nya ntar baik kok. Setelah gue deket sama dia, gue kaya udah yakin nih ini orang bakal deket terus sama gue. Tapi sialnya, sialnya nih gue malah jauh banget sama si bleble. Setelah temen gue ada yang tau, dia panik, ngakak. Kenapa ngakak? Ya coba ae lu tanya temen gue kenapa bisa ngakak. Galama setelah gue agak jaga jarak sama dia, isue isue kaya tai pun bertebaran. Katanya dia itu banyak banget ngedeketin cewek, parah. Gue shock. Ga nyangka sama sekali. Fix, mulai dari saat itu gue menjauh sama dia. Padahal, dalam waktu selangkah lagi, gue mau membuka hati gue buat dia. Ternyata, Tuhan emang sayang sama gue. Setelah gue menjauh sama si bleble ini, gue deket lagi sama temen gue. Awalnya, gue ga nyangka bakal deket banget sama dia. AT LEAST, waktu gue kelas 10, gue gasuka banget liat komoknya dia kalo lagi jalan. Hari-hari gue lebih cerah selama ada dia di deket gue. Dia selalu ngabarin gue atau sebaliknya gue yang ngabarin dia. Kita ga pacaran, tapi kita deket. Gue sayang sama dia, dan gue harap dia juga seperti itu sama gue. Gue gabisa liat dia badmood atau sejenisnya. Gue mau ketika dia sama gue, dia jadi lebih pribadi yang lebih daripada sebelumnya. Sepertinya, setelah sekarang hingga saat ini gue ketik blog gue di atas kasur, gue mau buka hati untuk ini orang. Gue mau ini menjadi pengalaman membuka hati yang baik, karna gue gamau sakit setelah hal ini terjadi.

Senin, 26 September 2016

Apa itu gebetan?

Gue bete hari ini, banget. Perut sakit, celana sempit dan gebetan cepirit. Gak, gak gitu. Sebenernya, gue gapunya alasan buat bete hari ini. Tapi gatau ya, apa karna bawaan lahir atau karna bawaan dari nenek kakek (?). Ya intinya gue bete parah. Hari ini 4 jam pelajaran kosong, mungkin guru gue lelah ngajar satu anak kaya gue. Bukan, bukan karna gue bego atau sejenisnya. Mungkin karna dia bosen liat muka gue yang unyu (emang, emang ganyambung). Hari hari gue sekarang lebih cerah, tapi ga panas. Semenjak gue deket dengan temen gue sendiri, gue ngerasa nyaman sama dia. Gak, gue gasuka sama dia. Cuma tertarik mungkin. Dia cuek, kalo first impression lo liat dia pasti yang ada di pikiran lo adalah "sok ganteng" "sok kecakepan" "bad" karna gue pernah ngalamin seperti ini sebelum gue kenal dia. Namun, hal itu sangat berputar balik pada kenyataannya. Gue pernah jujur ke dia, kalo gue emang pernah gasuka sama dia dengan alasan yang receh. Iya receh, gue emang receh. Gatau kapan jadi ratusan. Jujur, gue selalu nunggu dia greet gue setiap harinya. Tapi, lagi lagi gue belum baper sama dia. Kalo buat kesenengan semata itu wajar saudara saudara. Sekarang, ketika gue sedang menulis blog ini gue terus kepikiran dia. Gue gamau baper yang berkelanjutan sama dia, gue mau kita temen dan selalu jadi temen. Tapi ketika resah itu hadir, gue mau kita lebih dari sekedar temen.