Sabtu, 24 Februari 2018

Dari Perempuan yang Menangis Dalam Diam

Jakarta, 24 Februari 2018. Untuk seseorang yang berumur 18 tahun. Tepat hari ini, lelaki itu bertambah usianya. Tepat hari ini juga, aku kembali menghubunginya. Memberikan selamat atas hari sejarahnya dan berdoa untuk keinginannya. Aku tahu, tidak seharusnya aku melakukan hal ini. Aku seperti terjebak pada masa lalu. Memutar roda yang sudah melaju lebih dulu. Aku kembali keliru. Rasanya sesak ketika harus kembali melihat balasan pesan darinya. Bukankah itu suatu kabar baik, bahwa dia masih membalas pesanku? Tapi rasanya berbeda. Bukan rasa senang−seperti yang aku rasakan dulu. Justru, rasa cemas yang menguasai perasaanku. Aku cemas, takut ia merasa terganggu dengan ucapan selamat yang aku berikan. Aku cemas, takut ia membenciku karna kembali menghubunginya. Aku cemas, takut dengan perasaanku yang tak kunjung membaik. Aku tidak pernah mengharapkan ia membalas pesanku lagi−sekalipun itu ucapan selamat, atau yang lebih tragis, aku tidak pernah mengharapkan ia kembali pada pelukanku. Aku berusaha realistis, meskipun tak berbuah manis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar